Rangkaian Audit Mutu Internal (AMI) Institut Agama Islam Negeri Surakarta 2019 telah sampai pada tahap akhir kegiatan. AMI 2019 dimulai sejak bulan Juni lalu terdiri dari tahap persiapan yaitu penyusunan instrument, refreshment auditor, pelaksanaan audit di lingkungan prodi-prodi IAIN Surakarta dan diakhiri dengan expose hasil AMI. Hasil audit dikompilasi dan diolah oleh Tim LPM sehingga menjadi laporan utuh tentang kondisi internal manajemen dalam kesiapan implementasi penjaminan mutu.
Ekspose AMI 2019 telah dilaksankan pada 31 Oktober 2019, diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Surakarta. Dalam kegiatan ini disampaikan laporan keseluruhan hasil audit. Acara yang diselenggarakan di ruang rapat sidang utama gedung rektorat lantai satu ini dihadiri para ketua program studi, kepala unit, wakil dekan 1, dekan ketua lembaga, wakil rektor dan Rektor. Hadir pula, narasumber dari UIN Sunan Gunung Jati Bandung yaitu Prof. Dr. H. Ali Ramdhani, S.TP. M.T. Beliau menyampaikan pentingnya proses AMI sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu internal (SPMI) guna mengetahui kondisi real internal manajemen, sebagai dasar pijakan dalam perencanaan program dan atau penetapan standar-standar. Dengan berpijak pada kondisi riil dan direncanakan secara matang, kemudian evaluasi, maka pencapaian tujuan yaitu perbaikan berkesinambungan akan menjadi lebih mudah.
Prof Dani yang merupakan direktur pascasarjana UIN Bandung, menekankan perlunya sikap adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi demi konsistensi pada tujuan institut. Adalah penting selalu berkerja secara efektif agar bisa bertahan dengan banyaknya perubahan-perubahan tanpa harus melenceng dari tujuan utama kerja yang telah dirumuskan demi mencapai peningkatan budaya mutu.
Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudhofir, S. Ag., M. Pd, mengapresiasi hasil-hasil temuan AMI dan rekomendasinya, yang harus dijadikan pedoman dan acuan dalam penyusunan program-program kerja semua unit kerja di lingkungan kampus. AMI bertujuan memberikan gambaran dan arah program-program kerja apa saja yang harus dilakukan oleh semua unsur, khususnya hal-hal yang perlu diperbaiki. Adalah sangat penting hasil AMI ini bagi para ketua prodi dan kepala unit, lembaga, fakultas, pascasarjana dan jajaran pimpinan institut sebagai pemandu bagi pemangku kebijakan terhadap kondisi internal manajemen institut. Selain itu, pengetahuan tentang penjaminan mutu harus menjadi pengetahuan bersama sehingga muncul rasa sense of belonging dari para dosen untuk meningkatakn kualitas kampus tercinta
Rapat Tinjauan Manajemen Institut ini dibagi dalam tiga bagian. Pertama perkenalan tim LPM oleh Ketua LPM Dr. R Lukman Fauroni, M.Ag., yang menekankan tujuan penjaminan mutu melalui SPMI-SPME seperti dua sisi pada setail mata uang untuk peningkatan budaya mutu perguruan tinggi. Kedua, penyampaian hasil AMI 2019 oleh Tim LPM IAIN Surakarta, oleh kapus Audit, Dr. Fetty Ernawati, S. Psi., M. Pd., dan bagian ketiga, dengar pendapat dan tanggapan dari para pimpinan tentang hasil AMI yang dimulai oleh Rektor. Digitalisasi proses tridharma di lingkungan kampus, menjadi isu utama yang dibahas oleh para pimpinan. Wakil Rektor I, Dr. Imam Makruf, M. Pd menyampaikan strategisnya segera dibuat rumah digital yang menyimpan segala arsip tridharma perguruan tinggi. Selain itu mendesak dikembangkan system e-learning termasuk e-learning untuk pembelajaran bagi mahasiswa asing, baik regular maupun short course.
Pendapat itu direspon positif oleh para dekan, khususnya Dekan FUD, Dr. Islah, M. Ag. Merupakan kebutuhan segera realisasi program digitalisasi ini, termasuk dalam bentuk-bentuk aplikasi yang diakses diakses melalui smartphone. Program ini harus bisa sampai pada tingkat pengembangan akademik mahasiswa, termasuk pada aspek luaran penelitian dan pengambdian kepada masyarakat yang harus melibatkan mahasiswa. Menanggapi program e-Learning Direktur Pascasarjasa Prof. Dr. Purwanto, M. Pd, sangat mendukung karena akan menjadi solusi bagi seluruh mahasiswa. Hanya saja agar dibuat pedoman pelaksanaannya yang dapat mengakomodir kebutuhan para mahasiswa, khususnya di pascasarjana.
Selain digitalisasi, mengemuka pula pentingnya penyusunan pedoman integrasi peneltian dan pengabdian kepada masyarakat dengan pembelajaran yang sangat berperan terhadap peningkatan kualitas proses akademik. Oleh sebab itu perlu dibuat road map penelitian pada masing-masing prodi sehingga menjadi tema khas prodi dan mencerminkan keilmuan inti setiap program studi. Hal ini merupakan di antara tuntutan luaran penting dalam penilaian akreditasi 9 kriteria. Dekan FAB, Dr. Toto Suharto, M.Ag juga mengusulkan perlu segera program digitalisasi dan penataan keahlian bidang dosen terhadap rekognisi yang harus mengedepankan kualifikasi keahlian dari tiap dosen agar arah peningkatan kepangkatan jabatan akademiknya sesuai.
Rapat tinjauan manajemen institute diakhiri dengan penyerahan laporan AMI dan ringkasan laporan AMI kepada para pimpinan institute, Dekan, Direktur Pascasarjana, Kaprodi dan diakhiri foto bersama dengan posisi tangan melambangkan simbol kerja sama dan kolaborasi.*
No responses yet