Pada Rabu 24 Juni 2020 di aula lantai 3 gedung rektorat surakarta, LPM IAIN Surakarta menyelenggarakan acara sosialisasi akreditasi internasional dengan menghadirkan narasumber ketua Badan Penjamin Mutu (BPM) UII Yogyakarta,  Kariyam, S.Si., M.Si. Acara dimulai pukul 09.00-12.00. Hadir pada acara ini direkur pascasarjana, dekan-dekan, wakil dekan, dan para ketua program studi. Acara dihadiri pula oleh ketiga wakil rektor dan dibuka secara resmi  oleh rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudhofir, M.Pd.

Ketua LPM, Dr. Lukman Fauroni, M.Ag menyampaikan bahwa, kegiatan sosialisasi akreditasi internasional ini merupakan kegiatan offline pertama setelah  work from home (WFO) karena pandemi Covid-19. Melalui forum ini kita dapat belajar dari UII tentang akreditasi internasional dan akreditasi daring dari perguruan tinggi tertua nasional yaitu universitas Islam Indonesia (UII). Sejumlah program studi di UII telah mendapatkan akreditasi internasional.

Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudhofir, M.Pd dalam arahannya menyampaikan, dengan kegiatan sosialisasi akreditasi internasional dapat menyegarkan dan memberi semangat bahwa, mutu perguruan tinggi kita ke depan harus mendapat pengakuan melalui akreditasi internasional. AIUA berawal dari keresahan akibat parameter yang ditetapkan di dunia perguruan tinggi Barat tidak sesuai dengan perguruan tinggi di Asia yang mayoritas muslim. Dengan demikian, perguruan tinggi di Asia yang mayoritas muslim berinisiasi membuat parameter yang sesuai, terutama untuk Islamic studies.

Narasumber Kariyam, S.Si., M.Si menyampaikan materi strategi implementasi sistem penjaminan mutu dalam penjaminan mutu dalam pencapaian rekognisi internasional. Pengalaman UII memiliki tiga kunci, pertama strategi implementasi sistem penjaminan mutu (SPM) yang konsisten dan berkesinambungan. Kedua, akreditasi sistem penjaminan mutu eksternal yaitu oleh BAN PT. Dan ketiga, persiapan pencapaian rekognisi internasional sesuai kebutuhan dan karakter keilmuan program studi.  Ketiga kunci di atas bertumpu pada budaya kerja sama antar unit kerja di lingkungan universitas dan orientasi peningkatan budaya mutu dan rekognisi.  Audit mutu internal, ekspose hasil audit dan rapat tinjauan manajemen (RTM) misalnya, dilakukan secara berkala. Dulu RTM dilaksanakan oleh BPM, dalam dua tahun terakhir  dilakukan oleh pimpinan universitas secara langsung dengan  menghadirkan seluruh pimpinan sampai level program studi. Melalui RTM, orientasi manajemen kampus menjadi terarah dan terukur.

Categories:

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *