Dunia akademik di masa pandemi virus covid-19 mengalami tantangan yang sangat serius dalam penyelenggaraan proses Tri dharmanya, khususnya dalam proses pelaksanaan pengajaran. Oleh karena itu, LPM UIN Surakarta melalui kegiatan yang bersubtansi pada aspek penjaminan mutu dalam proses penyelenggaraan akademik, mengadakan kegiatan “Pedoman Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan di Perguruan Tinggi” yang dihadiri oleh para pimpinan dari tingkat universitas sampai pada program studi.

Seiring dengan alih status IAIN Surakarta menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta, maka branding UIN Raden Mas Said Surakarta yang berdasarkan pada Religiosity, Civility, Modernity, dan Professionality diharapkan mampu menjadi image unggulan yang mampu diimplementasikan bagi para civitas akademik UIN Raden Mas Said Surakarta. Oleh karena itu, pengembangan mutu dalam berbagai aspek yang mendukung pada proses pendidikan harus diusahakan dengan statuta yang pasti dan jelas, dan relevan dengan Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia yang berbasiskan pada Standart Nasional Perguruan Tinggi.

Dalam sambutannya, ketua LPM UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. Lukman Fauroni, S.Ag, M.Ag menyampaikan pentingnya pengembangan suasana akademik, baik dari aspek kurikulum dan pelaporan data PD-DIKTI, yang pada saat ini UIN Raden Mas Said Surakarta sudah mulai berbenah dalam pelaksanaan akademiknya, seperti pada proses pengajaran di era pandemi ini dengan sistem online yang berdasarkan standar tertentu. Di samping itu, proses tri dharma Perguruan Tinggi akan mampu terselenggara dengan lebih baik apabila didukung dengan pelaporan data pada PD-DIKTI juga terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dengan kondisi transformasi IAIN Surakarta menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta merupakan suatu keniscayaan pada berbagai aspek akademiknya, baik dari proses tri dharma Perguruan Tinggi dan proses pelaporan data yang pada saat ini dalam kondisi transisi.

Kegiatan LPM ini, juga dihadiri dan buka secara langsung oleh Rektor IAIN Surakarta, Bapak Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag, M.Pd yang pada sambutannya, menegaskan bahwa dengan adanya kegiatan LPM ini, maka diharapkan kegiatan untuk pengembangan akademik baik dari aspek kurikulum dan pelaporan data harus berdasarkan dengan suasana ilmiah yang mendukung bagi prestasi mahasiswa dan dosen. Oleh karena itu, civitas akademik dituntut untuk meningkatkan mutu kualitas berdasarkan statuta, sehingga penting kiranya untuk memperjelas definisi suasana akademik secara offline ataupun online. Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi dan kondisi pandemi covid-19 seperti saat ini, maka sebagai akademisi harus jelas memberikan definisi-definisi terkait pedoman suasana akademik, seperti; tradisi digital, literasi digital, dan menyiapkan konsep-konsep utama yang akan terjadi di masa depan.

Pada sesi awal kegiatan ini, Prof. Setyabudi Indartono, M.M, Ph.D sebagai narasumber pada awal kegiatan menyampaikan pentingnya membangun input-output-outcome yang berdasarkan visi dan orientasi yang jelas. Oleh karena itu, penting kiranya dibangun dari basic tenaga dosennya yang didukung untuk minimal berpendidikan S3 (Doktor) dan mempunyai jabatan fungsional minimal Lektor Kepala, bahkan penting untuk memberikan anggaran penelitian dan publikasi yang mampu mendorong dosen untuk berkarya dan mempublikasikan karyanya, khususnya pada terbitan jurnal dengan standar scopus. Selain dari aspek tenaga pendidiknya, maka networking merupakan hal yang signifikan untuk dibangun, seperti halnya keberadaan mahasiswa asing ataupun masing-masing program studi dan fakultas yang mempunyai ciri khasnya tersendiri. Pada akhir sesi, beliau menegaskan penting untuk membangun branding UIN Raden Mas Said Surakarta ke depan, yakni ciri khas keunggulan ada di mana? Hal ini tercermin dari visi dan orientasi UIN Raden Mas Said Surakarta yang dapat dijawab oleh civitas akademik secara spontan. Sehingga, image yang dibangun tidak sekedar nama, akan tetapi merupakan keunggulan.

Pada Sesi kedua, Drs. Agus Triyanta., M.A., M.H., Ph.D., dari Fakultas Huku Universitas Islam Indonesia, memaparkan mengenai atmosfir akademik dan otonomi keilmuan supaya tercipta  kondisi yang mendukung berbagai aktivitas akademik. Guna tercipta suasana akademik, perlu memperhatikan beberapa unsur.  Unsur-unsur suasana akademik di antaranya: 1) kemudahan untuk perkuliahan; 2) kajian ilmiah Co-Curikuler; 3) relasi akademik dosen-mahasiswa-tendik; 4) riset dosen dan mahasiswa (juga tendik); 5) PKM dosen dan mahasiswa; 6) rekognisi dan prestasi dosen dan mahasiswa. Pada sesi berikutnya, diadakan diskusi untuk menyusun Pedoman Pengembangan Susasana Akademik dan Otonomi Keilmuan sebagai inti dari kegiatan ini.

Categories:

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *